Jumat, 29 Mei 2009

TUAIAN GLOBAL

TUAIAN GLOBAL
Tantangan Para Penuai Era Globalisasi

Eksistensi kehidupan kristiani akhir zaman yang syarat tantangan, semakin diuji kualitas kasih & imannya. Khususnya di Indonesia, yang hampir dapat disebut sebagai “biang konflik horisontal” baik dalam bidang sosial, ekonomi & politik, sangat berpengaruh terhadap kehidupan bergereja. Masalah HAM, bentrok antar etnis/suku, isue SARA sudah “menjalar” bak “kanker ganas” stadium akhir yang memporak-poranda sendi-sendi kehidupan bermasyarakat hampir di seluruh tanah air. Pemberantasan KKN hanyalah slogan para penguasa yang tidak pernah jemu-jemu menipu rakyat. Mereka yang menyebut dirinya “pakar” pun tidak mampu mempersempit jurang antara si kaya & si miskin (konglomerat & “kolongmelarat”) yang semakin menganga. Lilitan hutang luar negeri menjadikan Indonesia tercinta ini seperti “mumi Firaun” yang diawetkan dalam krisis moneter. Daftar panjang penderitaan anak bangsa semakin lengkap dengan hadirnya “OTDA” – Otonomi Daerah. Berbagai komponen bangsa mulai “menggeliat” berusaha bangkit & melepaskan diri dari situasi yang semacam ini. Tokoh-tokoh masyarakat & agama bersikukuh merajut kembali pilar-pilar persatuan bangsa yang terkoyak hampir ambruk. 

Kehidupan ke-kristenan pun semakin tertantang untuk tetap menebar kasih Kristus kepada semua orang di tengah-tengah tekanan & bahkan aniaya yang sementara berlangsung. (Roma 12:14-20; Lukas 6:27-28). Bahkan ditengah-tengah himpitan dan keadaan yang serba tidak menentu inilah gereja Tuhan diberi visi & misi untuk mengubahnya menjadi ladang penuaian. Tuhan Yesus berkata :”Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai”. (Yohanes 4:34b). Dan lagi Ia (Yesus) berkata : “Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka” (Yohanes 4:38). Kristus yang kita sembah adalah TUHAN yang jauh lebih besar dari masalah & tekanan yang kita hadapi. Yesus Kristus sanggup mengubah tekanan menjadi sukacita penuaian bagi para penuai. Gereja Tuhan akhir zaman sangat diharapkan peran sertanya untuk mengubah “ladang permasalahan” menjadi “ladang penuaian global” melalui jawatan-jawatan pelayanan (5 jawatan pelayanan) yang diberikan Tuhan. Ke 5 (lima) jawatan tersebut adalah Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, Guru (Efesus 4:11). Jawatan-jawatan ini saling melengkapi & tidak terpisahkan dalam pelayanan tubuh Kristus (Efesus 4:12-16). 
 
Gereja-gereja (secara utuh tanpa membedakan merk/denominasi) haruslah sehati-sepikir dalam mengemban misi Kristus lewat mega-proyek, penuian global. Gereja-gereja haruslah memiliki kesamaan visi penuaian jiwa-jiwa baru dan bukan saling melihat kebenaran diri sendiri sambil menuding kekurangan yang lain. Gereja seringkali kehilangan warna pelayanan kasih karena sibuk menyepelekan hal-hal yang prinsip dan menjadikan suatu prinsip hal-hal yang sepele. Kerapkali Gereja dengan sangat gigih memperjuangkan kebenaran dogmanya daripada mempertahankan doktrin Alkitabiah. Kini saatnya, gereja-gereja Tuhan (para pemimpin gereja) menghilangkan “akar kepahitan” yang hanya ingin “menang sendiri” dan bersatupadu dalam kasih Kristus untuk menyongsong tuaian global akhir zaman (Yohanes 17:21). Gereja haruslah bisa memproduksi tenaga-tenaga penuai yang handal dalam kebun anggurnya Kristus (Yohanes 15:5). Para penuai, lebih khusus lagi hamba-hamba Tuhan (mereka yang terpanggil untuk menerima jawatan-jawatan pelayanan), belumlah cukup bila hanya membekali diri dengan pelajaran Teologi tetapi haruslah juga memperlengkapinya dengan ilmu pengetahuan & teknologi plus ketrampilan-ketrampilan umum (mis. bahasa Inggris, Komputer, Pertukangan, Kerajinan Tangan, dll), sehingga dapat survive dan menjadi daya tarik tersendiri dalam pelayanan. 
Ke 5 jawatan tersebut di atas haruslah mendapat bagian yang seimbang dalam pelayanan jemaat dan masyarakat. Dalam artian luas, janganlah fokus pelayanan hanya bertumpu pada jawatan gembala. Beberapa Sekolah Teologia ataupun Sekolah Alkitab hanya dapat menghasilkan tenaga-tenaga penggembalaan tanpa dapat mem-filternya untuk di share kepada 4 jawatan lainnya. Sepertinya setiap siswa Sekolah Alkitab / mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia secara terus-menerus dibentuk untuk menjadi pendeta atau gembala yang baik. Akibatnya sering terjadi “timbunan” gembala tanpa “domba” (jemaat-red) yang kerjanya suka “nyelonong” ke ladang penggembalaan orang lain. Marilah, kita semua (terutama pihak sekolah Alkitab/Sekolah Tinggi Teologia) lebih jeli melihat panggilan pelayanan yang diberikan Tuhan. Untuk mereka, yang sementara dipersiapkan menjadi penuai, bertanyakanlah senantiasa kepada Kristus yang adalah Kepala Gereja Agung, jawatan apakah yang diberikan kepada saya ? Sebagai hamba-hamba/pelayan-pelayan Tuhan ataupun mereka yang sementara dididik di sekolah-sekolah Alkitab & sekolah-sekolah Teologia, marilah kita senantiasa taat melaksanakan fungsi jawatan yang Tuhan berikan dan bukan yang kita inginkan (1 Korintus 12:28-29a). Janganlah “memaksakan diri” mengemban jawatan yang sebenarnya bukan dikaruniakan kepada kita (tidak terpanggil/dikaruniakan jawatan sebagai seorang “Gembala”, tetapi memaksakan diri untuk mengemban tugas penggembalaan dalam jemaat).
Di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi dan media informasi dalam memasuki pasar bebas tahun 2003 pun dapat menimbulkan tendensi pesimisitis tersendiri bila dibandingkan dengan peranan gereja dalam mempersiapkan jemaat, lebih khusus lagi para Penuai. Bahkan bila dicermati secara logis, bukan hanya tantangan spritual tetapi tantangan intelektual rasionil yang harus lebih diantisipasi/disikapi. Iman kristiani bukan hanya digunakan untuk membentengi serangan musuh yaitu si Iblis terhadap hati manusia (Efesus 6:16), tetapi harus juga digunakan untuk mengerti dalam akal budi strategi pelayanan pekerjaan Tuhan (I Petrus 1:13). Terkadang para penuai Kristen hanya bisa “mengais” sisa-sisa penuaian dari orang lain karena kalah bersaing dalam IPTEK dan ketrampilan penunjang lainnya (Efesus 5:17). Oleh karenanya, melalui tulisan ini saya menghimbau kepada Gembala Sidang, Guru-guru Sekolah Alkitab, para Pemimpin Gereja bahkan Usahawan-usahawan/Profesi Kristen yang telah diberkati & diurapi Tuhan, kiranya pro-aktif dalam filterisasi jawatan pelayanan pekerjaan Tuhan agar semuanya dapat terakomodasi dengan baik bagi terwujudnya tuaian global di akhir zaman ini. Puji Tuhan.
Penulis adalah pemerhati masalah-masalah interdenominasi gereja.


0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut