KESELAMATAN
Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
(Roma 10:13)
Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Allah, yang dibeli dengan darah Yesus dan diterima oleh iman. Keselamatan jiwa dari dosa bukanlah pemercikan air seorang bayi ataupun pembaptisan orang dewasa, bukan peneguhan sidi, bukan menjadi anggota suatu gereja dan juga bukan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Keselamatan tidak diperoleh dengan hidup jujur, memperbaiki jalan hidup ataupun dengan jalan masuk gereja secara teratur. Manusia tidak bekerja pada Allah untuk memperoleh keselamatan sebagai upahnya.
Keselamatan adalah karya Allah bagi manusia. dalam Yunus 2:9b “Keselamatan adalah dari Tuhan” .
Tetapi karya keselamatan Kristus ini tidak akan memberi manfaat apapun kepada kita sampai ia diterapkan ke dalam hati dan kehidupan kita oleh Roh Kudus.
o Etimologi (Studi kata)
Soteria = safety, soundness, tanpa ada cela sama sekali. Sehat, setia, perkasa, benar. Hal-hal yang menyelamatkan atau keselamatan, salvation, deliverance.
Studi mengenai karya penebusan dalam diri umat Allah ini disebut Soteriologi, yang berasal dari dua kata Yunani, soteria dan logos, yang berarti “doktrin keselamatan.”
o Kata benda tentang penebusan dosa.
1. Arti kata pendamai
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya (Roma 3:25)
Dalam arti yang sebenarnya adalah :
- Seorang pengantara mendamaikan yang murka dengan yang berdosa (Yoh.3:36).
- Seorang yang membayar harga, atau tebusan sehingga hukuman Allah ditiadakan atau dihentikan.
2. Arti kata penebusan
Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus memakai istilah ini untuk dirinya : Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mark.10:45)
Tuhan Yesus dengan rela telah menyerahkan diriNya, termasuk hidup, darah, dan nyawaNya sebagai tebusan untuk manusia.
3. Arti kata diperdamaikan
Sebelum diperdamaikan, manusia berseteru dengan Allah.
(Rom.5:10, I Kor 7:11, II Kor.5:18-20, Ef.2:16, Kol.1:22)
Soteriologi atau “doktrin keselamatan” hanya mencakup studi mengenai penerapan berkat-berkat keselamatan di dalam diri umat Allah, dan pemulihan diri mereka sehingga diperkenan oleh Allah dan berada dalam hidup persekutuan dengan Allah di dalam Kristus. Harus dipahami bahwa penerapan ini merupakan karya Roh Kudus, walaupun harus didapatkan dengan iman.
Ada beberapa penekanan dalam Doktrin Keselamatan antara lain :
(1) Faktor utama yang menentukan siapa yang akan diselamatkan dari dosa bukanlah keputusan orang yang bersangkutan, melainkan kedaulatan anugerah Allah – walaupun keputusan manusia ini memainkan peranan yang signifikan dalam proses tersebut.
(2) Penerapan keselamatan kepada umat Allah berakar di dalam ketetapan kekal (eternal decree) Allah, di mana berdasarkan itu Ia telah memilih umat-Nya untuk beroleh hidup yang kekal, bukan berdarkan kebaikan manusia itu, tetapi semata-mata berdasarkan kerelaan kehendak-Nya.
(3) Walaupun semua orang yang mendengar berita Injil diundang untuk menerima Kristus dan keselamatanNya, dan dengan sungguh-sungguh dipanggil untuk menerimanya, tetapi anugerah Allah yang menyelamatkan dalam arti yang sebenarnya tidak bersifat universal, tetapi partikuler tertentu), yaitu dikaruniakan hanya kepada kaum pilihan Allah (mereka yang telah dipilih-Nya di dalam Kristus untuk beroleh keselamatan).
(4) Karena itu anugerah keselamatan Allah adalah efektif dan tidak akan hilang. Akan tetapi hal ini bukan berarti orang-orang percaya, jika dibiarkan sendiri tidak akan pernah menjauh dari Allah, tetapi apa yang dimaksudkan adalah bahwa Allah tidak akan membiarkan kaum pilihan-Nya kehilangan keselamatan mereka. Karena itu, jaminan rohani orang-orang percaya tergantung terutama kepada pegangan Allah terhadap mereka, dan bukannya atas pegangan mereka kepada Allah.
(5) Walaupun penerapan keselamatan dalam diri umat Allah meliputi berbagai aspek kehendak dan karya manusia – selain regenerasi dalam pengertian sempit – akan tetapi penerapan ini terutama adalah karya Roh kudus.
Manusia bukan hanya ciptaan yang secara mutlak bergantung kepada Allah yang berdaulat, tetapi juga pribadi yang membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kombinasi ketergantungan mutlak dan kebebasan memilih ini membentuk inti dari misteri manusia. Bagaimana pandangan manusia ini mempengaruhi pemahaman kita mengenai proses keselamatan? Walaupun Allah harus meregenerasi manusia dan memberikan kepada mereka kehidupan rohani yang baru, tetapi orang-orang percaya memiliki tanggung jawab di dalam proses keselamatan mereka : dalam memepergunakan iman mereka dalam pengudusan dan ketekunan mereka. Paulus memberikan pernyataan klasik mengenai “kejadian yang misterius” dari karya Allah maupun kita ini di dalam Flilipi 2:12-13, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”
o Makna Keselamatan
Diselamatkan adalah menunjukan seseorang terlepas :
- dari tempat kejatuhannya kembali ke posisi semula
- dari kuasa dosa lalu mendapatkan kesucian
- dari kuasa maut lalu mendapatkan hidup
- dari kedudukannya yang bermusuhan dengan Allah dan mendapatkan kedudukannya yang berdamai
- dari kedudukan sebagai hamba dan mendapat kedudukan sebagai anak
- dari kegelapan berpaling kepada terang
hal itu merupakan suatu pemindahan kedudukan dan hasil semacam ini disebut diselamatkan. Orang ini dapat diselamatkan bukan karena jasanya sendiri melainkan seluruhnya adalah karena cinta kasih si penyelamat. Anugerah semacam ini disebut keselamatan.
Seseorang dapat diselamatkan atau tidak semuanya tergantung pada sikap pengenalan dan kepercayaannya terhadap juruselamat, selain itu dia juga harus mengenal dengan jelas keadaannya sendiri serta ketidakmampuannya untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Diselamatkan adalah bersifat pribadi dan tergantung pada bagaimana kepercayaannya terhadap Tuhan, kepercayaan ini berakibat tindakan. Dengan tindakan ini telah membuktikan imannya, keduanya saling melengkapi dan berjalan bersama sampai kepada keadaan yang sempurna.
o Rahasia Keselamatan
Yoh.3:3 “Yesus menjawab, katanya,”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Yesus memakai ungkapan yang khusus, dilahirkan kembali, untuk melukiskan pertobatan. Perkataan itu secara harfiah berarti dilahirkan dari atas.
Yoh.3:3-8. “ Kata Nikodemus kepadaNya, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” 5.Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6.Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh , adalah roh. 7.Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8.Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”
Pada Penciptaan, Allah mengambil debu tanah dan membentuk manusia. Tetapi ciptaan itu tidak bernyawa, tidak hidup, terbaring tanpa bergerak. Tetapi Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam makhlukNya itu, dan manusia menjadi jiwa yang hidup. Manusia yang mati karena dosa memerlukan Tuhan yang sama menghembuskan hidup rohani ke dalam dirinya.
Kelahiran baru adalah penciptaan kembali seorang manusia secara rohani. Alkitab menggambarkan orang yang demikian sebagai suatu ciptaan baru dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik. Yaitu berpindah dari kematian ke dalam hidup. Hal-hal yang lama sudah berlalu dan segala sesuatu menjadi baru.
Pekerjaan Roh Kudus dalam kelahiran baru itu sukar dipahami; hal itu melampaui daya pengamatan manusia. Yesus memakai suatu lukisan yang sederhana untuk menerangkan kelahiran baru. Kita tak dapat melihat angin, tetapi kita melihat akibat-akibatnya. Mengenai asalnya kelahiran baru adalah seperti angin. “Engkau tidak tahu dari mana ia datang”, dan “ke mana ia pergi” juga merupakan rahasia. Demikian pula halnya, oleh kelahiran baru, “Sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya” (I Yoh 3:2). Kegiatan Roh Kudus yang tidak kelihatan dalam kelahiran baru sangat nyata seperti yang dikatakan Yesus, “Engkau mendengar bunyinya.”
Kita tak dapat mengerti bagaimana seorang dilahirkan kembali, tetapi ada banyak bukti yang kelihatan tentang perbuatan ilahi ini dalam hidup seorang yang sudah bertobat.